Bayu baru saja meletakann tubuhnya di kursi pesawat nomor 28. Ia berada di sisi lorong, di sebelah kananya sudah ada dua wanita yang tampai siap berlibur, terlihat pakaiannya sangat santai dan tengah berfoto bersama. Bayu kemudian melepaskan topi dan kaca mata hitamnya. Hari itu matahari sedang terik-teriknya, harapan untuk bisa menikmati udara segar di dalam pesawat pupus karena AC tampak tak mampu mengimbangi panas Cengkareng saat itu.
Bayu kemudian merogoh celana pendeknya dan meraih sebuah kain lap. Ia bersihkan keringat yang menempel di dahi hingga leher. Bayu benar-benar berharap proses boarding berjalan cepat agar ia segera bisa ke Bali, bertemu dengan rekan-rekannya untuk merayakan ulang tahun salah seorang sahabat.
“Mas Bayu…” Seorang wanita menyapa Bayu sambil menganggukkan kepala dan tersenyum. Tampaknya wanita tersebut kaget melihat kehadiran Bayu di dalam pesawat. Bayu yang tak mengenal wanita tersebut membalas dengan senyum sangat ramah.
“Haloo…” balas Bayu. Perempuan tersebut kemudian terus melangkah ke belakang menuju kursinya. Tak beberapa lama, ada seorang pria dan wanita juga menyapa Bayu. Sepertinya ini termasuk rombongan orang yang menyapa Bayu sebelumnya. Lagi-lagi Bayu membalas sapa dengan senyum ramah. Bayu yakin mereka adalah bagian dari kantornya tetapi Bayu tentu tidak mampu mengingat semua nama dan wajah karyawan perusahaan yang ia pimpin.
Wanita di sisi kanan Bayu yang telah selesai berfoto memperhatian sosok di sampingnya. Ia tampaknya kenal dengan sosok yang telah disapa beberapa orang ini. Namun wanita tersebut masih ragu, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya.
“Mas Bayu ya?” tanya sang perempuan di samping Bayu.
“Halo, iya betul!” jawab Bayu ramah. Bayu kini kembali mengenakan maskernya berharap tak ada lagi orang yang menyadari keberadaannya.
“Hi mas, aku Jessy. Aku tahun lalu magang di perusahaan mas,” Jessy wajahnya memerah ceria. Senang rasanya bisa bertemu langsung dengan Bayu. Maklum saja, ia memang sudah lama kagum dengan Bayu dan berusaha untuk bertemu dengan Bayu sekedar mengobrol atau menunjukkan kekagumannya.
Tahun lalu, Jessy menghabiskan waktu 6 bulan untuk magang di perusahaan teknologi yang dipimpin Bayu. Namun karena besarnya perusahaan tersebut serta sibuknya Bayu, mahasiswa magang seperti Jessy tak punya kesempatan sekali untuk mengobrol atau bahkan bertemu. Jessy tak menyangkan kesempatan bertemu itu justru muncul saat ini, ketika ia sudah tak lagi bekerja di perusahaan tersebut dan statusnya sudah lulus.
“Oh ya? Gimana seru nggak magangnya?” Bayu ramah.
“Seru banget mas, tapi sayang kita nggak pernah ketemu. Padahal aku ngefans banget sama mas Bayu,” Jessy menjawab. Ia terus menyerocos menceritakan pengalamannya magang selama enam bulan. Tak lupa juga ia memuji-muji kepemimpinan Bayu. Meski hanya bekerja selama enam bulan namun Jessy merasakan hal-hal positif di kantor. Bahkan anggapan kerasnya kehidupan kantor hilang ketika ia pertama kali masuk ke perusahaan tersebut.
Bayu yang biasa mendapat pujian dari berbagai pihak hanya berterima kasih dan tersenyum ramah. Tapi di tengah cerocosan Jessy, bayu mulai memperhatikan paras cantiknya. Jessy yang masih melepas maskernya setelah berfoto dengan temannya terlihat sangat manis. Wajah putihnya masih sedikit memerah di bagian pipi karena antusias tinggi yang ia rasakan.
“Terus sekarang kamu di mana Jess?” Bayu memancing pertanyaan agar Jessy kembali bercerita panjang sementara dia bisa fokus memandangi wajah manisnya. Jessy menceritakan ia dan teman-temannya sedang ingin berlibur setelah lulus kuliah. Mereka berencana untuk memiliki gap year untuk berkeliling Indonesia.
“Kalau mas sendiri ke Bali kerja?” pertanyaan Jessy menyadarkan Bayu.
“Hmm.. Nggak kok, aku ke Bali mau ketemu temen sekaligus konsultasi psikolog rutin. Cuman weekend ini doang, Minggu pagi juga udah pulang,” jelas Bayu.
“Are you OK mas?” ekspresi Jessy mendadak berubah ketika mendengar Bayu hendak ke psikolog. Jessy secara tak sadar menaruh tangannya di paha Bayu sebelum ia akhirnya menarik tangannya dengan malu.
“Haha nggak kenapa-kenapa kok Jess, aku emang selalu rutin setiap bulan konsultasi. Cuman biasanya online, tapi sekarang mumpung ke Bali mau ketemu sekaligus sama psikolog-nya,” Bayu kemudian menjelaskan alasan ia rutin ke psikolog. Salah satunya adalah karena ia berada di posisi cukup tinggi di perusahaan. Itu membuat ia sering bertemu dengan konflik dan juga macam-macam tingkah laku karyawan. Bayu kerap mengahadapi konflik pribadi antara ingin tegas tapi juga ingin menjaga suasana kantor untuk terus positif.
Keduanya terus berbicara saling bertukar cerita. Teman Jessy bahkan tertidur karena tak diajak bicara. Ketika pesawat lepas landaspun keduanya tak berhenti untuk berbagi cerita. Bayu pun dengan ramah menjawab semua pertanyaan Jessy. Semakin lama Bayu juga semakin yakin betapa cantiknya Jessy. Bayu yakin Jessy merupakan blasteran dari berbagai etnis, membuat wanita mudah di sampingnya itu begitu cantik dan manis di pandang. Sikapnya yang sopan juga membuat Bayu terus-terusan meladeni pertanyaanya.
“Aku nggak nyangka Mas Bayu naik pesawat di kelas ekonomi,” ujar Jessy.
“Haha… ini kan cuman 2 jam, nggak perlu yang bisnis lah,” jawab Bayu.
“Nanti nginep di mana Jess?” tanya Bayu.
“Aku di Canggu mas. Temen aku udah ada yang sampe duluan jadi dia udah nyiapin villa-nya. Mampir dong mas kalau nggak sibuk.” Jessy memberi tawaran.
“Sounds cool, aku juga di Canggu lho!” Jessy terkejut dan kembali bahagia. Tak menyangka hari ini akan mendapatkan keberuntungan bertubi-tubi. Bayu kemudian menunjukkan villa yang akan ia tempati bersama dengan teman-temannya. Villa ini merupakan langganan Bayu setiap ke Bali baik saat sendiri atau dengan tean-temannya.
“Yakin sendiri ke Bali?” goda Jessy yang sudah semakin nyaman. Bayu yang salah tingkah kemudian memberikan gerakan mengunci mulut dan pura-pura tertidur.
Tanpa sadar pilot sudah menginfokan bahwa mereka akan tiba di Bali. Jessy kemudian menegakkan sandaran serta mendadak terlihat tegang.
“Kamu nggakpapa Jess?” tanya Bayu. Jessy kemudian tersadar dirinya mendadak berubah. Ia malu harus mengakui namun akhirnya ia bercerita juga. Jessy menjelaskan bahwa ia sebenarnya takut proses landing. Entah karena pengalaman buruk saat kecil atau ada alasan lain yang ia tak ketahui, Jessy selalu takut saat proses landing. Bayu yang mengetahui perasaan Jessy langsung meraih tanggan Jessy dan menggenggam tangan mullus itu. Jessy sedikit tenang dengan perlakuan Bayu. Ia juga malu sampai harus ditenangkan oleh sosok yang ia kagumi.
***
“Hore mas Bayu join!” Teriak Jessy dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Sontak teman-temannya juga melambaikan tangan agar Bayu melihat ke arah mereka. Bayu yang mendapat panggilan serempak itu lalu turun ke tepi pantai di sebuah beach club di Bali. Ia menyusuri anak tangga perlahan sambil memperhatikan suasana menjelang sunset.
Sore itu Bayu terlihat beda di mata Jessy. Wibawa sebagai pemimpin mendadak hilang menjadi seorang pria tampan yang memiliki pekerjaan sebagai model. Rambut sebahu milik Bayu yang bergelombang membuat Jessy terkesima dengan ketampanan Bayu. Belum lagi kemeja pantai putih yang dikenakan bayu, tak semua kancing terkait. Hanya tiga kancing terbawah yang terkait.
“Hai Jess, maaf ya telat. Tadi aku dicegah terus sama temen-temenku,” ujar Bayu sambil reflek bercipika dan cipiki bersama Jessy. Wajah Jessy memerah diperlakukan seperti itu. Keduanya duduk bersebelahan di sebuah bean bag yang telah mereka booking.
“Nggak mas, ini pas kok bentar lagi sunset!” ujar Jessy antusias. Teman-teman Jessy sadar dengan perubahan perilaku Jessy yang mendadak terlalu ceria dan centil. Tapi mereka enggan mengganggu kebahagian sahabatnya itu. Mereka bahkan diam-diam bergerak sedikit menjauh di belakang Jessy dan Bayu.
“Kamu udah lama di sini Jess?” tanya Bayu usai memesan minum.
“Belum. Kita juga sebenernya baru dateng,” jawab Jessy tertawa kecil. Tawa tersebut terlihat semakin indah ketika cahaya jingga dari matahari menyinari wajah Jessy. Bayu teringat kembali betapa cantiknya anak muda disampingnya ini.
“Berenang nggak?” tanya Bayu menyelidik.
“Mumpung private beach gini, masuknya udah bayar mahal masa nggak berenang?” tantang Bayu.
“Hmm… nanti deh mas sambil nunggu sunset,” Jessy ragu untuk berenang. Ia sebenarnya sudah berencana melakukannya. Ia bahkan sudah mempersiapkan pakaian renang yang terbaik. Namun mendadak ragu muncul, ia takut terlihat terlalu terbuka di mata Bayu. Ia takut Bayu akan kecewa dengan penampilannya.
“Yaudah kalau kamu nggak mau, aku aja deh,” Bayu bangkit dari duduknya. Melepas kemejanya dan terpampang jelas tubuh kekar Bayu yang selama ini tak terlihat. Ia bahkan melepas celana pendeknya dan kemudian mengarah ke tepi laut. Ternyata Bayu mengenakan celana renand di dalamnya. Jessy terkesima dengan pandangan indah tubuh Bayu. Begitu juga dnegan sahabat-sahabat Jessy di belakang. Mereka tak menyangka di balik kemeja pantai itu tubuh Bayu ternyata sangat indah dipandang.
Jessy menengok ke belakang, wajahnya menganga, temanya juga sama. Mereka saling tatap takjub dengan apa yang mereka lihat.
“Buruan ikut!” bentak salah satu dari mereka. Jessy bergegas bangkit. Rasa khawatirnya mendadak hilang. Ia melepaskan dress mini santai yang ia kenakan. Kini tubuhnya hanya dibalut bikini dua bagian. Bagian atas cukup mampu menutupi sebagian payudaranya, sementara bagian bawah memberi eksposyur berlebih di bagian bokong. Meski bertubuh mungil dan ramping, namun haru diakui Jessy memiliki bentuk bagus di payudara dan bokong. Setidaknya, ia cukup berisi di kedua bagian itu dibandingkan tubuhnya.
Bayu yang sudah menenggelamkan tubuhnya melihat kembali ke arah pantai. Ia mendadak tercengah dengan seorang gadis cantik bertubuh mungil dan berkulit putih. Berlari ke arahnya. Ia kaget begitu sadar bahwa gadis seksi itu adalah Jessy. Ia salah tingkah, namun mencoba untuk tetap cool.
“Astagah kamu cantik banget Jess,” ujar Bayu ketika Jessy sudah berada di sampingnya. Jessy malu. tersipu malu dan kemudian mencubit pinggang Bayu. keduanya terawa-tawa. Berenang sedikit ketengah dan kembali menuju ketepian setelah mendapat teguran dari penjaga pantai.
Tak beberapa lama, matahari tenggelam. Suasana menjadi syahdu, musik groove di pantai tak terdengar untuk Jessy dan Bayu yang masih berendam di laut. Jessy tak sengaja kemudian menggenggam tangan Bayu yang ada di sampingnya. Bayu menarik Jessy untuk berada di depannya. Keduanya memandang matahari yang mengucap perpisahan. Tangan Bayu melingkar di tubuh Jessy. Jessy tak mau menolak. Suasana ini terlalu manis untuk dilewatkan oleh Jessy.
Sampai matahari benar-benar menyelesaikan tugasnya dan tak terlihat lagi. Keduanya masih tanpa kata-kata dengan posisi yang sama. Ada beberapa pasangan lain juga masih menikmati suasana. Beberapa bahkan tengah asih berciuman. Jessy mengadap ke belakang, memeluk balik Bayu. Keduanya saling memandang. Mereka terbawa suasana, kedua bibir bertemu. Cukup lama sampai akhirnya mereka melepaskan ciuman itu. Setelah usai, mendadak ada sekolompok orang bertepuk tangan di pinggir pantai. Bayu dan Jessy baru sadar aksi mereka diperhatikan sahabat Jessy. Keduanya kemudian tersipu malu.
Semenjak kejadian di pantai keduanya tak bisa lepas. Jessy langsung bergelendotan dengan Bayu seolah-olah mereka pasangan yang baru saja menikah. Teman-teman Jessy santai dengan hal itu dan cenderung mendukung karena menurut mereka ini waktu yang tepat untuk Jessy mengenal cinta, meski hanya singkat.
“Kamu nginep kan mas?” tanya Jessy yang memeluk Bayu dari belakang. Bayu yang sedang mengobrol dengan salah satu teman Jessy kemudian bingung harus menanggapi apa.
“Udah nginep aja mas. nanti uring-uringan kalau ditinggal tuh,” seloroh teman Jessy. Bayu dan Jessy kemudian pamit ke pinggir kolam di villa yang sudah disewa Jessy. Keduanya asik mengobrol bercerita apa saja. Bayu bercerita tentang mimpi-mimpinya, kemudian Jessy mendengarkan bagai dibacakan dongeng. Gantian Jessy bercerita, Bayu merasa diajak bicara oleh bidadari dari surga.
Malam semakin larut. seusai makan-makan dan beberapa nyanyian bersama, satu per satu penghuni villa tumbang ke kamar masing-masing. Giliran Bayu dan Jessy untuk tumbang belum tiba. Keduanya masih asik menikmati suasana.
“Tadi adalah salah satu ciuman terindahku,” buka Bayu memecah keheningan.
“That was my first kiss ever,” jawab Jessy lembut sambil malu. Bayu terkejut.
“Really? wanita secantik kamu?” tanya Bayu keherenan.
“I am a nerd di kampus sama di sekolah mas. Terkadang terlalu aktif, people didn’t realise what you realise,” jawabnya.
“Mereka terlalu bodoh,” ujar Bayu yang disambut senyum. Bayu meletakan tangannya di dagu Jessy. Tangan lainnya merapikan rambut yang menghalangi wajah Jessy. Jessy memejamkan mata tahu apa yang dilakukan Bayu. Bayu kemudian mengecup bibir Jessy. Keduanya berciuman dengan lembut.
Setelah beberapa menit rupanya ciuman mereka tak berhenti. Bahkan Bayu tak segan-segan memberikan sedikit gigitan dan sedotan di balik ciumannya. Jessy yang baru merasakan ciuman pertamanya tadi sore juga belajar dengan cepat. Ia tak membiarkan bibir Bayu lepas dari kaitannya. Tangan Jessy juga sudah mulai berada di kepala Bayu, membantunya agar Bayu tak lolos.
“Hmm.. Hmm…” Jessy mulai mendesah di sela-sela ciuman. Nafasnya sudah tidak teratur lagi. Jantungnya berdetak dengan kencang. Tak ia bayangkan akan ada pria sesksi Bayu yang akan menjadi ciuman pertamanya.
Bayu kemudian memeluk Jessy. Lalu berdiri. Jessy terkejut dan melepaskan ciumannya. Kini Jessy berada di gendongan Bayu. Keduanya tertawa sebentar lalu melanjutkan ciuman. Bayu yang masih menggendong Jessy membawa wanita muda itu ke dalam kamar dan mengunci pintu. Ia letakan Jessy di kasur, Bayu melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Penis kekarnya tampak sudah tegang simetris dan indah ditatap, cocok dengan tubuh perkasa Bayu. Jessy tak mau kalah dan melepaskan seluruh pakaiannya.
Bayu benar-benar beruntung. Tubuh mungil Jessy benanr-benar mulus tanpa celah. Tak ada sedikit bulupun di bagian bawah. Mungkin karena jessy memang sudah berencana untuk berbikini di Bali.
Keduanya kemudian melanjutkan berciuman. Tapi kini ciuman Bayu sudah mulai berani, menurun ke arah leher Jessy dan terus turun ke arah payudara kencang Jessy. Bagi Jessy, semuanya berjalan begitu cepat. Ia tak sempat memproses apa yang terjadi. Ia hanya sadar bahwa tubuhnya sedang diberi stimulus kenikmatan tanpa henti. Kenikmatan yang selama ini ia hanya bisa bayangkan saat melihat video dewasa.
“Hmpphh… Geli mas…Hmph…” ujar Jessy saat Bayu melumat salah satu putingnya sementara puting lainnya dimainkan oleh jemari Bayu. Bayu tak menggubris perkataan Jessy dan fokus dengan mainan barunya.
“Tunggu kalau tadi ciuman pertama kamu brarti ini?” Bayu mendadak menghentikan serangannya. Jessy tersenyum dan mengangguk.
“Kamu yakin mau lanjut?” Bayu memastikan.
“Let me enjoy this momment mas,”
“Kamu nggak akan pernah lupa!” Bayu membalas dan kemudian memberikan serangan ke bawah. Ia buka lebar kaki Jessy. Jessy tidak melawan. Ia membiarkan Bayu membenamkan wajahnya di pahanya. Jessy mulai merasakan ada kecupan-kecupan lembut di bibir vaginanya. Mata Jessy memejam penasaran kenikmatan apa lagi yang akan segera menyerangnya. Sementara itu tangannya masih memainkan putingnya sendiri.
Bayu memberikan ciuman lembut ke bibir vagina Jessy. Ia kemudian tak ragu menjulurkan lidahnya untuk membasahi bibir-bibir vagina Jessy. Bahkan ia sudah berhasil memasukan lidahnya ke sana. Jessy hanya bisa salah tingkah, bergerak tidak jelas mendapat serangan nikmat tersebut. Lidah Bayu kemudian mencari letak klitoris Jessy.
“Arghhh” tiba-tiba Jessy melenguh keras ketika ujung lidah Bayu mengenai klitoris. Bayu sadar dengan spot itu dan ia memberikan serangan lebih di posisi itu. Ia kemudian mengisap dan memainkan klitoris Jessy.
“Geli mas… enak…argh…” jerit Jessy pelan. Kini tangan Jessy sudah berada di kepala Bayu, berharap Bayu tak melepaskan oralnya.
bayu sadar betul bahwa vagina Jessy benar-benar sudah basah. Ia kemudian bangkit, memandang wajah sayu Jessy. Jessy yang sudah tau Bayu meminta izin lalu mengangguk sambil berkata, “Please mas.”
Dapat lampu hijau Bayu kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Jessy. Jessy yang tahu ini tak akan mudah tetap mengangkang lebar. Ia tahu ujung dari ini semua adalah sebuah kenikmatan.
Bagi Jessy, ini pengelaman yang luar biasa. Bagaimana tidak, selain karena Bayu seorang yang sangat lembut kepada wanita, tanpa disangka ternyata penisnya juga terlihat memuaskan. Bayangan Jessy akan penis-penis besar di video porno tampaknya akan ia rasakan. Jessy terlalu penasaran untuk bisa merasa takut.
Perlahan demi perlahan penis Bayu masuk ke vagina Jessy. bayu yang sadar Jessy merintih kesakitan terkadang berhenti. Memasikan Jessy baik-baik saja. Jessy selalu minta terus dimasukkan. Setelah beberapa kali percobaan secara perlahan akhirnya penis Bayu bisa tenggelam di dalam vagina Jessy. Keduanya berhenti. Jessy mengatur nafas. Takut bergerak banyak karena masih ada rasa perih. Bayu terdiam merasakan penisnya digenggam erat karena saking sempitnya.
Setelah beberap saat, Bayu kemudian menggerakan pinggulnya naik turun. Penisnya keluar masuk ke vagina Jessy. Jessy hanya bisa merintih kesakitan perih. Namun ia menikmati sesuatu yang besar berada di dalam vaginanya.
“Ahhh ahhh ahhh ahhh,” rintih Jessy. Bayu yang masih dengan tempo pelan kemudian mencondongkan tubuhnya, meraih payudara Jessy dengan lidahnya. Sambil menggenjot Jessy ia melancarkan serangan ke puting Jessy. Mendapat serangan di dua titik Jessy perlahan melupakan rasa perih. Gesekan di dinding vaginanya perlahan berubah jadi rasa nikmat. Putingnya juga semakin mengeras mendapat jilatan. Jessy bahkan dengan inisiatif melingkarkan kakinya di pinggul Bayu.
Bayu secara pelan-pelan meningkatkan tempo. Jessy kini tak lagi merasa sakit. Ia bahkan memberikan desahan dengan lebih liar agar Bayu bisa lebih liar menggenjotnya.
Bayu kemudian mengganti posisi, diangkat tubuh Jessy kemudian dibuatnya menungging. semua ia lakukan dengan penisnya masih berada di vagina Jessy. Jessy mendadak merasakan lagi perihnya.
Setelah Jessy menunggih, Bayu kemudian kembali menggenjot dengan gaya doggy. Hanya saja kali ini Bayu tak main-main.Ia langsung mnggenjot Jessy dengan keras.
Plok…Plok..Plok bunyi tubuh Bayu yang bertemu dengan pantat Jessy. Sementara itu Jessy masih terus merasa kenikmatan saat disodok dari belakang.
“AHHH AHHH AHHHH,” Jessy merasa kenikmatan itu semakin memuncak. Bayu kemudian menarik rambut Jessy dengan tangan kanan sementara tangan kirinya meremas paudara Jessy dari belakang. Genjotannya kemudian semakin ia buat cepat.
“Aku mau pipisssss,” ujar Jessy gemetar. Bayu sadar bahwa Jessy akan segera merasakan orgasme pertamanya. Ia tak mau ketinggalan. kini Bayu fokus agar bisa keluar bersamaan dengan Jessy..
“Keluarin aja sayang,” ujar Bayu sambil masih fokus menggenjot Jessy.
“Ahhhh plok plok plok,” suara nyarin memenuhi sudut kamar, mungkin kamar lain juga mendengar.
“Ahhhhhhh! Ahhh!! Ahhh!!!!” Jessy gemetar hebat. Tubuhnya kaku merasakan klimaks yang tak pernah ia rasakan sebelumnya tubuhnya tumbang. Penis Bayu terpaksa lepas. Bayu tak tega melihat Jessy yang masih merasakan orgasmenya.
Jessy terbangun, ia masih merasakan beberapa ngilu di bagian tubuhnya. Namun pikirannya benar-benar tenang. Tak pernah ia terbangun dengan keadaan sebahagia ini. Jessy kemudian melihat ke kiri, seorang pria masih tertidur tengkurap. Tampaknya ia masih kelelahan dengan apa yang baru mereka lakukan. Jessy kemudian bangun, menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Di kamar mandi, setelah menyelesaikan ritualnya, Jessi menatap dirinya di depan cermin. Ia menyaksikan betul betapa seksinya ia malam itu, tanpa pakaian, untuk pertama kalinya rasa percaya diri di dalam dirinya menguasai. Jessy kemudian kembali ke kamar. Ia masih melihat sang pria tangguh itu tertidur dengan tenang. Perlahan cahaya matahari sudah memasuki kamar. Sebuah noda merah terlihat di tempat tidur. Jessy melihatnya kemudian tersenyum.
Jessy memeluk sang pria, ia mengecup punggungnya. Punggung yang malam tadi ia pegang erat. Ia cengkeram. Punggung yang menjadi saksi lenguhan Jessy tadi malam. Sang pria terbangun dengan kecupan Jessy. Ia menengok ke kiri melihat wajah manis Jessy.
“Pagi mas,” Jessy menyapa dengan senyum.
“Pagi princess,” jawab Bayu sambil membalas senyum.
“Thanks for last night,” Jessy berterima kasih dengan kecupan di bibir Bayu. Bayu membalik tubuhnya,merangkul Jessy. Jessy menaruh kepala di dada Bayu. Bayu kemudian mengecup kening Jessy.
“Kamu hebat Jess, nggak kaya baru pertama kali,” puji Bayu.
“Thank you mas.Aku enjoy banget semalam.Lepas aja gitu,” jawab Jessy.