Ngentot Mila Dengan Nungging dan Skandal Adik Ipar

Cerita Seks Panas ini adalah cerita seks Indonesia.. Aku adalah seorang dosen pasca sarjana yang mengajar dan memberi seminar di mana-mana, Aku tinggal di Bogor dan hidup cukup bahagia dengan keluargaku. Suatu ketika, sedang iseng-iseng bermain dengan internet, aku temukan dia, perempuan ini bernama Mila, (aku harap ini nama sebenarnya). Mempunyai keinginan birahi yang nyaris serupa denganku yaitu bermain dengan tali.  Dalam chat dan e-mail aku berhasil mengetahui bahwa dia bekerja di suatu hotel di Yogya sebagai Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu lagi aku mesti memberikan seminar 2 hari di universitas Undip Semarang. Tak sabar menunggu hari itu, masih asyik aku mengorek informasi melalui e-mail. Kami bahkan bertukar photo (tentu saja aku tidak mengirim photo yang sebenarnya), Mila bahkan sempat mengirim photonya ketika dia diikat oleh GMnya.; Oh ya, menurut pengakuannya umurnya 34 tahun, Mila sudah 3 tahun menikah dengan seorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya nyaris hanya 2 minggu sekali. Mila mempunyai hubungan khusus dengan laki-laki yang sudah lama ia kenal dan mengaku selama itulah dia mengagumi Mila, kira-kira sejak pertemuan mereka yang mana Mila menjadi anak buahnya 7 tahun yang lalu di Bali. Laki-laki itu sekarang merekrut Mila sebagai Sales Managernya.  Laki-laki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia sebuah bank di Semarang, tidak tinggal bersama karena karir. Sehingga saat dia tidak pulang ke Semarang, Milalah yang mengisi kekosongannya itu.  “Yogya, Yogya, ayo mas, yang ini sudah mau berangkat mas,!; Suara kenek itu membuyarkan lamunanku, baru tuntas seminar dan agak lelah aku bersiap-siap ke Yogya; biasanya langsung naik bis Nusantara atau Ramayana ke Yogya dan berhenti di Ringroad ke rumah keluarga, ortu dan adikku tinggal. Tapi saat ini aku sudah punya niat lain, aku akan menculik si Mila yang ngegemesin dan selalu mengganggu pikiranku, sudah sebulan lebih ini aku selalu main internet khusus untuk bisa baca tulisannya atau lihat foto hornynya. Jadi bis berhenti di Ringroad juga tetapi aku langsung ke jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, memang diam-diam aku membawa foto ke paranormal dan beliau katakan nama hotelnya.  Hotel tempatnya bekerja berdiri tepat bersebelahan dengan hotelku.

Setelah aku check in di hotelku, aku datang ke hotelnya. Hari sudah sore aku tahu persis bahwa Mila itu pasti sudah pulang, jadi rencana akan dijalankan besok. Dari hotel aku naik taksi ke Alfa dan membeli beberapa gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin murahan. Tentunya juga gunting yang cukup tajam, mau beli jepitan baju dari kayu nggak ada, jadi beli yang dari plastik aja tapi ada lubangnya sehingga bisa dimasukin tali.  Esok harinya after breakfast aku mendatangi hotelnya, yang hanya 25 meter dari hotelku. Aku tanya sama Mbak yang di resepsionis dan katanya Mila kantornya itu tuh yang dekat GM nya katanya dengan sinis (mungkin dia nggak pernah diperhatikan sang GM).  Dengan berpakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident aku datangi kamar kerjanya Mila. “Wah orangnya tepat seperti yang di photo yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih wajah paduan cina jawa, tinggi badannya 170cm beratnya mungkin 58 kg, padat bodynya..hmm!”  Mila berdiri dan kami bersalaman; hatiku sangat bersyukur. Segera aku menguasai diri dan memperkenalkan diri bahwa aku adalah Steering Comitte dari suatu seminar internasional mengenai Lingkungan Hidup dan berminat menyewa 50 kamar dan ruang sidang untuk seminggu penuh. Mila menjelaskan harganya dan menanyakan kapan acaranya akan dimulai. Singkatnya urusan detil seminarku sudah beres (padahal seminar itu rekayasaku belaka). Mila menjelaskan panjang lebar tentang paket seminar dengan segala fasilitasnya sambil sesekali melemparkan senyum manisnya,. aku semakin kagum, lalu..; “Bagaimana kalau proposalnya bisa Dik Mila antarkan ke hotel Ane?” umpanku sambil menyebut hotel tempatku tinggal.  “Mengapa Bapak tidak tinggal di sini?” tanya Mila. “Lho maunya memang begitu, tapi kata resepsionis tadi kamar sudah penuh” balasku. “Betul Pak, mungkin besok Bapak bisa menginap disini dan bersedia mencoba pelayanan kami di sini?” “Boleh saja,.!” jawabku sambil mengharapkan ‘pelayanan’ yang lain. “Ane bookingkan ya Pak,!” aku mengangguk sambil menyembunyikan kekagumanku akan ketertarikanku padanya.  Mila tidak cantik, dia menarik dan menawan

Lalu Mila berjanji
akan mengantarkan proposalnya besok jam 10.30 pagi. Keesokannya telpon di kamar
suiteku berbunyi, oh rupanya Mila sudah datang.;
“Mila mau langsung ke atas? Ini kamar suitenya bagus lho, ada istri Ane
juga, biar Ane kenalkan sekalian!” “Oh ya, kebetulan Ane belum pernah lihat
kamar suite di hotel ini, sebentar aja ya Pak” sahut dari seberang telpon.  Sampai di suite roomku, aku silakan Mila
duduk. Mila terlihat sangat manis dengan senyumnya yang mempesona. Hari ini
Mila mengenakan blus berwarna biru terang mengkilap berlengan panjang dengan
model kerah shanghai dengan kancing putih yang berbaris rapih dari leher hingga
nyaris ujung bajunya, memakai rok hitam serta menggenggam HP Nokia 3650 warna
Biru Kuning, di pergelangan tangan kirinya ada arloji berbentuk gelang. Di
tangan kanannya ada karet pengikat rambut berwarna hitam, dan kutawarkan
minuman, dia memilih apple juice kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang sudah
kucampur obat tidur yang kubeli kemarin dari toko obat Eng Tay Ho di
Malioboro.; “Ibu di mana Pak,” tanya Mila
seraya meminum juicenya “Oh, ada di kamar mandi..” “Buu,.. buu..!” teriakku
seolah-olah ada dia di sana.; Mila
meneguk kembali minumannya sampai hampir habis dan betul juga kata si engkoh,
Mila langsung tertidur di sofa ruang tamu.;
Setelah pintu kukunci, aku langsung beraksi, pertama kubuka bajunya yang
selalu nampak ketat, mulai kancing bawah hingga ke atas lalu BH Triump nya yang
no 36, rok hitam yang 10 cm di atas lutut, dan terakhir CD merk Sloggy yang
nampak bersih. Selanjutnya aku mulai menerapkan cara ikatan yang kuintip dari
internet.  Katanya yang paling canggih
itu yang dari Jepang namanya Karada. Teorinya dari badan dulu, tapi aku takut
dia terbangun, jadi biaraman tangannya dulu.;
Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan. Lalu kedua
tangannya dibawa ke punggung dan satu sama lain diikat dengan jenis yang mengunci
(seperti laso, makin bergerak makin erat) dan dihubungkan dengan tali lagi ke
leher ah jangan kasihan nanti bisa tercekik. Walaupun nggak ada di teori tali
yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melewati susu dan di
bawah buah dada di lingkarkan dan diikat erat sampai dadanya membusung seperti
gunung merapi mau meletus.; Agar kakinya
nggak menendang walaupun masih pakai sepatu Edward Forrer dari Bandung dengan
hak 7 cm dan ada talinya melingkar manis di pergelangan kaki itu juga diikat erat
pakai tali lain. Sepatu ini yang dinamakan dia sepatu sexy.. dalam beberapa
e-mailnya. Trus ikut teori aja, tali yang di buah dada diteruskan kebawah lewat
vagina dan keatas lagi di belakang dan diikatkan ke tangannya yang dipunggung.
Memastikan Mila sudah terikat erat, aku langsung menggendongnya,  “Oops, lumayan juga beratnya..!” lalu
meletakkannya di tempat tidur dalam posisi miring, karena tangannya terikat ke
belakang. Aku tutup dan mengunci pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan
kamar tidurku. Aku cape juga mengerjakannya dan menggendongnya, sampai tertidur
di sebelah Mila.  Aku terbangun oleh
suara makian wanita.; “Shit, ugh! Apaan
ini!?”  Mila dengan wajah ketakutan
melihat tubuhnya yang berbusana tali. Yes my dream comes true! Pikirku. aku berhasil
mengikat Mila, dan ia terbangun sambil memaki-maki,  “Pak, sadar Pak.. Ibu ada di kamar mandi..
berani-beraninya berbuat begini pada Ane” teriak Mila sambil meronta-ronta
berusaha membuka ikatannya.  “Lepaskan
aku, let me go! To..”; Takut terdengar
kamar sebelah sebelum Mila berhasil berteriak minta tolong, dengan gerak cepat
kuambil lakban perak di meja tempat tidurku,;
“..srett” dan kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!!”.  Mila mulai mengeliat mencoba membebaskan
dirinya, akan tetapi semakin tangannya bergerak maka semakin kencang juga
ikatan yang ada di buah dadanya yang gede itu.;
Matanya melotot marah, ia terlihat kesakitan tapi mungkin ia menikmati
juga